
Novel baru yang kubeli Kamis lalu, 29 Maret 2012. Aku membelinya karena, aku familiar dengan penulisnya. Sebelumnya aku telah memiliki novel karya sang penulis yang berjudul "Miss Jutek" dan harus mengakui bahwa kemampuannya dalam mengolah cerita adalah menarik. Oleh karena itulah aku kembali membeli novel karyanya, si "Daisyflo". Sekali lagi aku tertegun dibuatnya. Kemampuannya dalam menuturkan cerita dan mengembangkan karakter berhasil menyihirku untuk menyelesaikan novel tersebut dalam hitungan jam (walau sempat agak kuloncat beberapa paragraf karena ada beberapa adegan yang membuatku tidak ingin membacanya).
Yang membuatku tersihir adalah bagaimana kisah cinta di antara tokoh2nya yang terbalut dendam serta cara sang penulis menguraikan benang2 kusut dari semua permasalahan tersebut dengan menyisipkan hal2 yang membuatku menahan napas. Sketsa gambar, animasi, peri, hingga kata2 yang digunakan oleh para tokohnya untuk mengungkapkan perasaan mereka, semuanya terasa begitu hidup.
Salah satu adegan yang membuatku menahan napas adalah :
~Sepanjang perjalanan pulang, Tara sibuk dengan iPadnya. Dia mengetik alamat website yang tertera pada secarik kertas pemberian Junot. Muncul layar hitam dengan sebaris textbox password. Tara mengetik: daisyflo. Seberkas sinar terang memudarkan layar hitam, lalu berganti menjadi pemandangan taman rindang. Sound effect gemericik air, kicau burung, dan lagu. Animasi bergeser mengikuti aliran air yang jatuh pada kolam telaga. Kuntum-kuntum bunga daisy melayang perlahan, menyentuh lembut permukaan air. Air beriak, dan tampaklah bayangan samar sesosok peri bersayap. Animasi bergeser pada sosok peri kecil yang bermahkotakan bunga daisy, duduk di tepian telaga sambil mencabuti kuntum demi kuntum bunga daisy. "Junot loves you. Junot loves you, Junot loves you. Junot loves you, Junot.." Suara latar membuat air mata Tara berlinang. Peri itu tersenyum memandang kuntum daisy terakhir, "Junot always loves you.." Peri kecil lalu mengepakkan sayap, terbang ke arah matahari dan menghilang. Tara tidak mampu berkata-kata. Jadi ini..ending trailer Tugas Akhir Junot waktu itu? Air matanya berlinang, tanpa suara.~
Sekali lagi aku harus acungkan jempol untuk sang penulis : Yennie Hardiwidjaja.
Terima kasih atas kata demi kata yang telah terurai dalam novel2 Anda. Semoga kelak aku dapat menulis dengan baik seperti Anda :)