Rabu, 08 September 2010

KELAM


Banyak yang bilang aku aneh. Banyak yang bilang aku bagai bocah. Banyak yang mencemoohku di belakang. Namun, aku tak peduli.
Banyak yang mengejekku. Banyak yang menjauhiku. Banyak yang menganggapku bagai kuman. Namun, aku tak peduli.
Setelah hidup selama kurang lebih 19 tahun aku menyadari bahwa tak selamanya segala sesuatu akan berjalan mulus dan seperti yang diinginkan. Tak semua orang dapat menerima diri kita apa adanya. Tak semua manusia dapat hidup tenang tanpa bisikan di sana-sini. Aku mengerti akan hal itu. Aku tahu itu.
Aku telah belajar bahwa memang tidak mungkin dapat melenggang begitu saja bagai di atas panggung pagelaran tempat para model memamerkan pakaian-pakaian yang bagus. Kritik, ocehan, hingga cacian pasti akan bergulir sepanjang pagelaran tersebut. Apalagi bila sang model dianggap kurang layak untuk berada di atas panggung atau karena ia melakukan kesalahan di atas panggung.
Kurasa aku termasuk ke dalam kedua tipe tersebut. Kuakui aku bukanlah tipe yang enak untuk dilihat, dan aku sering sekali berbeda dengan orang kebanyakan sehingga mereka memandangku salah.
Jika ditanya apakah aku ingin berubah, tentu saja aku tidak ingin. Ini diriku apa adanya. Keras kepalaku, egoisku, serta segala macam sifat jelekku pun tak ingin kuubah. Aku merasa itu semua adalah bagian dari diriku. Untuk apa aku memaksa menghapus hal-hal yang ada pada diriku? Hanya untuk menyenangkan orang lain? Rasanya terlalu naif.
Manusia memang hanya ingin melihat yang baik-baik saja. Manusia memang lebih senang dengan segala hal yang tampak di matanya. Selalu ingin mendengarkan yang ia dengar, tanpa peduli bagaimana pihak lain merasakan penderitaan akibat menahan semuanya.
Tersenyum. Tertawa. Kuanggap semua itu palsu. Jadi, mungkin selama ini pun aku bersandiwara. Penipu? Mengapa tidak? Toh mereka yang menerimanya, bukan diriku. Aku sih tak peduli.
Peran anak baik, murid baik, teman baik, untuk apa semua itu? Pada akhirnya aku menyakiti diriku sendiri. Aku sudah capek memerankannya. Aku merasa muak karena, aku merasa menjadi kotor. Ini semua karena permintaan orang lain. Aku benci akan hal ini.
Semua yang kupendam. Semua yang terkubur lama di dalam diriku. Semuanya berontak, menjerit histeris. Semuanya minta untuk dikeluarkan. Oleh karena itu, jangan salahkan diriku bila kalian menerima semua itu.

0 komentar:

Posting Komentar